Langsung ke konten utama

Khutbah Jum'at; Makalah; News; Opini

Do'a Pelaksanaan Kegiatan Manasik Haji Usia Dini/ Taman Kanak - Kanak (TK) _ pondoklentera.com

Gambar
 Do'a Pelaksanaan Kegiatan Manasik Haji Usia Dini/ Taman Kanak - Kanak (TK) _ pondoklentera.com dok. pondoklentera.com Do’a Pelaksanaan Pelatihan Manasik Haji Taman Pendidikan Anak Anak Tahun 2024 أَ عُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبَّ الْعَالَمِيْنَ حَمْدًايُوَافِى نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ يَارَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ وَلَكَ الشُّكْرُ كَمَا يَنْبَغِىْ لِجَلَالِ وَجْهِكَ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍوَعَلَى اٰلِهِ وَاَصْحَابِهِ اَجْمَعِيْنَ . Ya Allah Ya Rahman Ya Rahim S egala puji dan syukur hanya kehadiratMu . Pujian yang tak terhingga, yang penuh dengan kemuliaan dan keagungan . Sehingga pada hari ini Engkau perkenankan kepada kami, melaksanakan kegiatan pelatihan manasik haji bagi anak- anak usia dini. Ya Fattahu Ya ‘ Alim Dengan ketulusan hati, kami mohon jadikanlah kegiatan ini, sebagai kegiatan yang penuh berkah, kegiatan yang m...

Perintah Menuntut Ilmu dan Keutamaan Ilmu dalam Islam _ PondokLentera

Perintah Menuntut Ilmu dan Keutamaan Ilmu  dalam Islam _ PondokLentera

dok. Binaan Penyuluh Agama Islam
Kec. Butuh

Oleh: Syukur Widodo, S.Pd.I


pondok.online-Assalamu’alaikum Wr.Wb. Agama Islam tidaklah anti terhadap ilmu pengetahuan, justru Agama Islam mewajibkan setiap umat muslim, baik laki- laki maupun perempuan untuk menuntut ilmu. Bahkan pada kalimat yang menunjukkan perintah wajibnya ilmu dengan menggunakan sighot mubalaghoh (فَرِيْضَةٌ), yang maksudnya mengandung arti sangat (baca: sangat wajib). Sebagaimana Sabda Rosulullah SAW:

قَالَ صلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةُ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ (موعظة المؤمنين: كتاب العلم: ٤-٥)

Artinya: Mencari ilmu hukumnya wajib bagi setiap muslim (baca: baik laki- laki maupun perempuan). (Kitab Mau’idhotul Mukminin: Kitabul ‘Ilmi: 4- 5).

قَالَ صلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ وَوَاضِعُ الْعِلْمِ عِنْدَ غَيْرِ اَهْلِهِ كَمُقَلِّدِ الْخَنَازِيْرِ الْجَوْهَرَ وَاللُّؤْلُؤَ وَالذَّهَبَ. (ترغب والترهب: ۲-٣)

Artinya: Rosulullah SAW bersabda mencari/menuntut ilmu hukumnya wajib bagi sitiap umat muslim orang yang memberikan ilmu pada orang yang tidak ahlinya itu seperti orang yang mengalungi celeng (baca: babi) mengunakan berlian, mutiara dan emas. (Kitab Targhib Wa at Tarhib: 2 – 3).

Dari keterangan hadits di atas sudah jelas, bahwa bagi setiap muslim dan muslimah, hukumnya wajib untuk menuntut ilmu. Dalam keterangan di kitab Targhib Wa at Tarhib pun dijelaskan, bahwa menyampaikan ilmu yang tidak proporsional terhadap orang yang diberi ilmu di ibaratkan mengalungi hawan babi dengan berlian, mutiara dan emas. Hal ini sebagai peringatan bagi kita sebagai ustadz, kyai, dan para pengajar untuk berhati- hati dalam memberikan ilmu kepada para murid- muridnya ataupun seseorang. Pun peringatan tersebut dalam pemahaman penulis juga mencakup sebagai peringatan bagi diri kita dalam menyampaikan, berucap maupun mengamalkan ilmu yang telah kita timba dan miliki. Hal ini relevan atau selaras sebagaimana Hadits Rosulullah SAW., kutipan dari Hadits panjang pada Kitab Shohih Bukhori:

قَالَ: إِذَا وُسِّدَ الأَمْرُ إِلَى غَيْرِ أَهْلِهِ فَانْتَظِرِ السَّاعَةَ.(الحديث ٥٩_ طرفه في:٦٤٩٦)

Artinya: Rasulullah SAW. Bersabda: Jika suatu perkara/urusan diserahkan bukan pada ahlinya maka tunggulah saat kehancurannya. HR. Bukhari.

Begitu juga dalam syi’ir (nadhoman) dalam kitab Alala bait 10:

فَسَادٌ كَبِرٌ عَالِمٌ مُتَهَتِّكٌ  #وَاَكْبَرُ مِنْهُ جَاهِلٌ مُتَنَسِّكُ

Artinya: Kerusakan yang besar terjadi apabila orang alim tidak mengamalkan ilmunya, dan kerusakan yang lebih besar apabila ada orang bodoh melakukan suatu perkara (Kitab Alala: bait: 10 ).

Namun, apapun yang terjadi akibat adanya fitnah ataupun kerusakan akibat dari orang berilmu yang tidak mengamalkan ilmunya, maupun tidak mengambil peran di dalam kehidupan, maupun kerusakan akibat dari orang bodoh yang mengamalkan suatu perkara dan mengambil peran dalam kehidupun, kita harus tetap sabar dan husnudhon karena Allah SWT., Allah telah mensifati dirinya pada Suroh Al Fatihah:

الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (٢)

Artinya: segala puji[2] bagi Allah, Tuhan semesta alam[3]. (QS Al Qur’an: Al Fatihah: 2)

[2] Alhamdu (segala puji). memuji orang adalah karena perbuatannya yang baik yang dikerjakannya dengan kemauan sendiri. Maka memuji Allah berrati: menyanjung-Nya karena perbuatannya yang baik. lain halnya dengan syukur yang berarti: mengakui keutamaan seseorang terhadap nikmat yang diberikannya. kita menghadapkan segala puji bagi Allah ialah karena Allah sumber dari segala kebaikan yang patut dipuji.

[3] Rabb (tuhan) berarti: Tuhan yang ditaati yang Memiliki, mendidik dan Memelihara. Lafal Rabb tidak dapat dipakai selain untuk Tuhan, kecuali kalau ada sambungannya, seperti rabbul bait (tuan rumah). 'Alamiin (semesta alam): semua yang diciptakan Tuhan yang terdiri dari berbagai jenis dan macam, seperti: alam manusia, alam hewan, alam tumbuh-tumbuhan, benda-benda mati dan sebagainya. Allah Pencipta semua alam-alam itu.

 

Fadhilah Ilmu

Allah SWT dalam Al Qu’an sangat mengapresiasi orang yang berilmu, dengan mengangkat derajatnya lebih tinggi dalam pandangan Allah SWT., pun bisa jadi berbeda dalam pandangan manusia dan masyarakat, Al Qur’an Suroh Al Mujadilah Ayat 11:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا فِي الْمَجَالِسِ فَافْسَحُوا يَفْسَحِ اللَّهُ لَكُمْ وَإِذَا قِيلَ انْشُزُوا فَانْشُزُوا يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ (١١)

Artinya: Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Dari keterangan ayat di atas di sebutkan bahwa Allah SWT., akan mengangkat derajat bagi orang beriman dan orang yang berilmu atau berilmu pengetahuan beberapa derajat.

Al Qur’an Suroh Ali ‘Imron Ayat 18:

شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لا إِلَهَ إِلا هُوَ وَالْمَلائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ لا إِلَهَ إِلا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ (١٨)

Artinya: Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu[188] (juga menyatakan yang demikian itu). tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS: Ali  ‘Imron: 18) .Ayat ini untuk menjelaskan martabat orang-orang berilmu.

فانظر كيف بدأ سبحانه وتعالى بنفسه وثنى بالملائكة و ثلث بأهل العلم, وناهيك بهذا شرفاً وفضلاً. (موعظة المؤمنين: كتاب العلم: ٤-٥)

Artinya: Perhatikanlah, bagaimana Allah SWT., pertama menyebut dirinya, kemudian yang kedua menyebut para Malaikat, dan yang ketiga menyebut para orang berilmu (ulama), Allah menyampaikan kepada kalian dalam hal ini tentang kemulian dan keutamaan. (Kitab Mau’idhotul Mukminin: Kitabul ‘Ilmi: 4- 5).

Dari keterangan di atas, yang di maksud adalah Allah memuji para ‘Alim Ulama dengan mengangkat derajatnya dalam hal kemuliaan dan keutamaan para ulama atau orang berilmu, pun demikian mereka para Ulama tetap menyatakan bahwa tidak ada Tuhan yang berhaq disembah selain Allah SWT.

وهذا يدل على أن الدرجة العالية والمرتبة الشريفة ليست إلا لعلماء الأصول. (مراح لبيد: ١:١١٦)

Artinya: Hal ini menunjukkan bahwa sesungguhnya derajat yang tinggi dan martabat yang mulia tidak ada kecuali bagi para Ulama Ushul.

Kemudian di dalam syi’ir kitab Alala bait ke 5 di tegaskan:

تَعَلَّمْ فَإِنَّ الْعِلْمَ زَيْنٌ لِأَهْلِهِ # وَفَضْلٌ وَعِنْوَانٌ لِكُلِّ الْمَحَامِدِ

Artinya: Belajarlah karena sesungguhnya ilmu itu perhiasan bagi pemiliknya, dan keutamaan (mengangkat derajat), dan menjadi tanda/ isyarot perilaku terpuji.

Semoga Allah SWT., menjadikan diri kita, istri/suami, anak, dzurriyah kita dan keturunan kita sampai hari kiamat sebagai orang- orang yang ahli ilmu dan tergolong orang- orang yang diberi nikmat sebagaimana para Ambiya, Syuhada dan Sholihin. Amin3x Ya Mujibassaillin.

 Catatan Penting

Di lapangan, pasti akan ditemui, baik itu bagi yang masih berusia anak- anak, terlebih yang sudah dewasa, sulitnya mengajak untuk belajar dan menuntut ilmu. Terlebih bagi orang yang telah dewasa, yang mana mereka telah memiliki kecenderungan, kebutuhan hidup, keinginan maupun angan- angan, meskipun berbagai cara dan pendekatan untuk belajar bersama dan menuntut ilmu telah dilakukan, akan tetapi sulit untuk di ajak. Kita tidak boleh berputus asa dan tetep harus bersabar. Hal ini tentunya tidak lain membenarkan Hadits Rosulullahi SAW:

فَقَالَ رَسُوْلُ الله صلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّيْنِ وَ يُلْهِمُهُ رُشْدَهُ. (موعظة المؤمنين: كتاب العلم:٥)

Artinya: Barangsiapa yang dikehendaki oleh Allah kebaikan, maka Allah akan memberikan kefaqihan kepadanya dalam agama, dan Allah akan mengilhamka kepadanya petunjuk/kebenaran. (Kitab Mau’idhotul Mukminin: Kitabul ‘Ilmi: 5). Semoga Bermanfaat, banyak kekurangan, kesalahan dan kekhilafat mohon di maafkan dan di mohonkan Ampun Kepada Illahi Robbi. Wallahu’lam bi Showab. Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

dok. pondok.online

 

 

 

 

 

PondokLentera

Arti Syukur, Makna Syukur dan Cakupannya Syukur - pondoklentera

Khutbah Jum'at Singkat Bahasa Jawa Tentang Puasa Ramadhan _ pondokLentera

Khutbah Jum'at Bahasa Jawa Njagi Kerukunan Masyarakat

Profil Pondok Pesantren Roudlotul Huda Desa Lubanglor Kec. Butuh Kab. Purworejo Jateng_PondokLentera

Hukum Memasak dan Mencuci bagi Istri - PondokLentera

Peran Penyuluh Agama Islam dalam Pemberdayaan Ekonomi - pondokLentera