Do'a Pelaksanaan Kegiatan Manasik Haji Usia Dini/ Taman Kanak - Kanak (TK) _ pondoklentera.com

Kajian Keagamaan Media Bimbingan dan Penyuluhan; Khutbah Jum'at, Khutbah Jum'at Bahasa Jawa, Makalah Keagamaan, Opini dan Kegiatan Kepenyuluhan Syukur Widodo Penyuluh Agama Islam Kankemenag Kabupaten Purworejo "مَالَا يُدْرَكُ كُلُّهُ لَا يُتْرَكُ كُلُّهُ“ Sesuatu yang tidak dapat dicapai secara keseluruhan, maka jangan ditinggalkan samasekali/semuanya”
Oleh: Syukur Widodo, S.Pd.I
pondok.online-Assalamu’alaikum Wr.Wb. Agama Islam tidaklah anti terhadap ilmu pengetahuan, justru Agama Islam mewajibkan setiap umat muslim, baik laki- laki maupun perempuan untuk menuntut ilmu. Bahkan pada kalimat yang menunjukkan perintah wajibnya ilmu dengan menggunakan sighot mubalaghoh (فَرِيْضَةٌ), yang maksudnya mengandung arti sangat (baca: sangat wajib). Sebagaimana Sabda Rosulullah SAW:
قَالَ
صلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةُ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
(موعظة المؤمنين: كتاب العلم: ٤-٥)
Artinya:
Mencari ilmu hukumnya wajib bagi setiap muslim (baca: baik laki- laki maupun
perempuan). (Kitab Mau’idhotul Mukminin: Kitabul ‘Ilmi: 4- 5).
قَالَ صلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ طَلَبُ
الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ وَوَاضِعُ الْعِلْمِ عِنْدَ غَيْرِ
اَهْلِهِ كَمُقَلِّدِ الْخَنَازِيْرِ الْجَوْهَرَ وَاللُّؤْلُؤَ وَالذَّهَبَ.
(ترغب والترهب: ۲-٣)
Artinya:
Rosulullah SAW bersabda mencari/menuntut ilmu hukumnya wajib bagi sitiap umat
muslim orang yang memberikan ilmu pada orang yang tidak ahlinya itu seperti
orang yang mengalungi celeng (baca: babi) mengunakan berlian, mutiara dan emas.
(Kitab Targhib Wa at Tarhib: 2 – 3).
Dari keterangan hadits di atas sudah jelas, bahwa bagi
setiap muslim dan muslimah, hukumnya wajib untuk menuntut ilmu. Dalam
keterangan di kitab Targhib Wa at Tarhib pun dijelaskan, bahwa menyampaikan
ilmu yang tidak proporsional terhadap orang yang diberi ilmu di ibaratkan
mengalungi hawan babi dengan berlian, mutiara dan emas. Hal ini sebagai peringatan
bagi kita sebagai ustadz, kyai, dan para pengajar untuk berhati- hati dalam
memberikan ilmu kepada para murid- muridnya ataupun seseorang. Pun peringatan
tersebut dalam pemahaman penulis juga mencakup sebagai peringatan bagi diri
kita dalam menyampaikan, berucap maupun mengamalkan ilmu yang telah kita timba
dan miliki. Hal ini relevan atau selaras sebagaimana Hadits Rosulullah SAW.,
kutipan dari Hadits panjang pada Kitab Shohih Bukhori:
قَالَ:
إِذَا وُسِّدَ الأَمْرُ إِلَى غَيْرِ أَهْلِهِ فَانْتَظِرِ السَّاعَةَ.(الحديث ٥٩_
طرفه في:٦٤٩٦)
Artinya: Rasulullah SAW. Bersabda: Jika suatu perkara/urusan diserahkan bukan pada ahlinya maka tunggulah saat kehancurannya. HR. Bukhari.
Begitu
juga dalam syi’ir (nadhoman) dalam kitab Alala bait 10:
فَسَادٌ كَبِرٌ عَالِمٌ مُتَهَتِّكٌ #وَاَكْبَرُ مِنْهُ جَاهِلٌ مُتَنَسِّكُ
Artinya: Kerusakan yang besar
terjadi apabila orang alim tidak mengamalkan ilmunya, dan kerusakan yang lebih
besar apabila ada orang bodoh melakukan suatu perkara (Kitab Alala: bait: 10 ).
Namun,
apapun yang terjadi akibat adanya fitnah ataupun kerusakan akibat dari orang
berilmu yang tidak mengamalkan ilmunya, maupun tidak mengambil peran di dalam
kehidupan, maupun kerusakan akibat dari orang bodoh yang mengamalkan suatu
perkara dan mengambil peran dalam kehidupun, kita harus tetap sabar dan
husnudhon karena Allah SWT., Allah telah mensifati dirinya pada Suroh Al
Fatihah:
الْحَمْدُ
لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (٢)
Artinya: segala
puji[2] bagi Allah, Tuhan semesta alam[3]. (QS Al Qur’an: Al Fatihah: 2)
[2] Alhamdu
(segala puji). memuji orang adalah karena perbuatannya yang baik yang
dikerjakannya dengan kemauan sendiri. Maka memuji Allah berrati: menyanjung-Nya
karena perbuatannya yang baik. lain halnya dengan syukur yang berarti: mengakui
keutamaan seseorang terhadap nikmat yang diberikannya. kita menghadapkan segala
puji bagi Allah ialah karena Allah sumber dari segala kebaikan yang patut
dipuji.
[3] Rabb (tuhan)
berarti: Tuhan yang ditaati yang Memiliki, mendidik dan Memelihara. Lafal Rabb
tidak dapat dipakai selain untuk Tuhan, kecuali kalau ada sambungannya, seperti
rabbul bait (tuan rumah). 'Alamiin (semesta alam): semua yang diciptakan Tuhan
yang terdiri dari berbagai jenis dan macam, seperti: alam manusia, alam hewan,
alam tumbuh-tumbuhan, benda-benda mati dan sebagainya. Allah Pencipta semua
alam-alam itu.
Fadhilah Ilmu
Allah SWT
dalam Al Qu’an sangat mengapresiasi orang yang berilmu, dengan mengangkat
derajatnya lebih tinggi dalam pandangan Allah SWT., pun bisa jadi berbeda dalam
pandangan manusia dan masyarakat, Al Qur’an Suroh Al Mujadilah Ayat 11:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا
قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا فِي الْمَجَالِسِ فَافْسَحُوا يَفْسَحِ اللَّهُ لَكُمْ وَإِذَا
قِيلَ انْشُزُوا فَانْشُزُوا يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ
أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ (١١)
Artinya: Hai orang-orang beriman
apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis",
Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila
dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan
meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi
ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan.
Dari keterangan ayat di atas di
sebutkan bahwa Allah SWT., akan mengangkat derajat bagi orang beriman dan orang
yang berilmu atau berilmu pengetahuan beberapa derajat.
Al Qur’an Suroh Ali ‘Imron Ayat
18:
شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لا إِلَهَ إِلا
هُوَ وَالْمَلائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ لا إِلَهَ إِلا هُوَ
الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ (١٨)
Artinya: Allah menyatakan
bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), yang
menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu[188] (juga
menyatakan yang demikian itu). tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak
disembah), yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS: Ali ‘Imron: 18) .Ayat ini untuk menjelaskan
martabat orang-orang berilmu.
فانظر كيف بدأ سبحانه وتعالى بنفسه وثنى
بالملائكة و ثلث بأهل العلم, وناهيك بهذا شرفاً وفضلاً. (موعظة
المؤمنين: كتاب العلم: ٤-٥)
Artinya: Perhatikanlah, bagaimana Allah SWT., pertama
menyebut dirinya, kemudian yang kedua menyebut para Malaikat, dan yang ketiga menyebut
para orang berilmu (ulama), Allah menyampaikan kepada kalian dalam hal ini tentang
kemulian dan keutamaan. (Kitab Mau’idhotul Mukminin: Kitabul ‘Ilmi: 4- 5).
Dari keterangan di atas, yang di maksud adalah Allah
memuji para ‘Alim Ulama dengan mengangkat derajatnya dalam hal kemuliaan dan keutamaan
para ulama atau orang berilmu, pun demikian mereka para Ulama tetap menyatakan
bahwa tidak ada Tuhan yang berhaq disembah selain Allah SWT.
وهذا
يدل على أن الدرجة العالية والمرتبة الشريفة ليست إلا لعلماء الأصول. (مراح لبيد: ١:١١٦)
Artinya:
Hal ini menunjukkan bahwa sesungguhnya derajat yang tinggi dan martabat yang
mulia tidak ada kecuali bagi para Ulama Ushul.
Kemudian
di dalam syi’ir kitab Alala bait ke 5 di tegaskan:
تَعَلَّمْ فَإِنَّ الْعِلْمَ زَيْنٌ
لِأَهْلِهِ # وَفَضْلٌ وَعِنْوَانٌ لِكُلِّ الْمَحَامِدِ
Artinya: Belajarlah karena
sesungguhnya ilmu itu perhiasan bagi pemiliknya, dan keutamaan (mengangkat
derajat), dan menjadi tanda/ isyarot perilaku terpuji.
Semoga Allah SWT., menjadikan
diri kita, istri/suami, anak, dzurriyah kita dan keturunan kita sampai hari
kiamat sebagai orang- orang yang ahli ilmu dan tergolong orang- orang yang
diberi nikmat sebagaimana para Ambiya, Syuhada dan Sholihin. Amin3x Ya Mujibassaillin.
Di lapangan,
pasti akan ditemui, baik itu bagi yang masih berusia anak- anak, terlebih yang
sudah dewasa, sulitnya mengajak untuk belajar dan menuntut ilmu. Terlebih bagi
orang yang telah dewasa, yang mana mereka telah memiliki kecenderungan, kebutuhan
hidup, keinginan maupun angan- angan, meskipun berbagai cara dan pendekatan
untuk belajar bersama dan menuntut ilmu telah dilakukan, akan tetapi sulit
untuk di ajak. Kita tidak boleh berputus asa dan tetep harus bersabar. Hal ini
tentunya tidak lain membenarkan Hadits Rosulullahi SAW:
فَقَالَ رَسُوْلُ الله صلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي
الدِّيْنِ وَ يُلْهِمُهُ رُشْدَهُ. (موعظة المؤمنين: كتاب العلم:٥)
Artinya: Barangsiapa yang dikehendaki oleh Allah kebaikan,
maka Allah akan memberikan kefaqihan kepadanya dalam agama, dan Allah akan
mengilhamka kepadanya petunjuk/kebenaran. (Kitab Mau’idhotul Mukminin: Kitabul ‘Ilmi:
5). Semoga Bermanfaat, banyak kekurangan, kesalahan dan kekhilafat mohon di
maafkan dan di mohonkan Ampun Kepada Illahi Robbi. Wallahu’lam bi Showab.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
![]() |
dok. pondok.online |