Langsung ke konten utama

Khutbah Jum'at; Makalah; News; Opini

Do'a Pelaksanaan Kegiatan Manasik Haji Usia Dini/ Taman Kanak - Kanak (TK) _ pondoklentera.com

Gambar
 Do'a Pelaksanaan Kegiatan Manasik Haji Usia Dini/ Taman Kanak - Kanak (TK) _ pondoklentera.com dok. pondoklentera.com Do’a Pelaksanaan Pelatihan Manasik Haji Taman Pendidikan Anak Anak Tahun 2024 أَ عُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبَّ الْعَالَمِيْنَ حَمْدًايُوَافِى نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ يَارَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ وَلَكَ الشُّكْرُ كَمَا يَنْبَغِىْ لِجَلَالِ وَجْهِكَ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍوَعَلَى اٰلِهِ وَاَصْحَابِهِ اَجْمَعِيْنَ . Ya Allah Ya Rahman Ya Rahim S egala puji dan syukur hanya kehadiratMu . Pujian yang tak terhingga, yang penuh dengan kemuliaan dan keagungan . Sehingga pada hari ini Engkau perkenankan kepada kami, melaksanakan kegiatan pelatihan manasik haji bagi anak- anak usia dini. Ya Fattahu Ya ‘ Alim Dengan ketulusan hati, kami mohon jadikanlah kegiatan ini, sebagai kegiatan yang penuh berkah, kegiatan yang m

Macam- Macam Najis dan Cara Menghilangkannya

 Macam- Macam Najis dan Cara Menghilangkannya



                                         إ زالة النجاسة

Kaifiyah/ tata cara menghilangkan najis:

A.   Dilihat dari segi/ jenis benda najisnya.

B.   Dilihat dari segi/ jenis benda yang terkena najis.

 

A.   Dilihat dari segi/ jenis benda najisnya:

1.  Najis mughaladzah  (berat / tebal)

Yaitu najisnya anjing dan babi. Walaupun yang diterangkan dalam hadits hanya anjing, tetapi karena babi itu lebih kotor, maka cara menyucikannya diqiyaskan dengan najis anjing, yaitu benda yang terkena najis hendaklah dibasuh 7 kali, kemudian satu kali diantaranya dengan air dicampur tanah. Sebagaimana sabda Rasulullah  SAW :

طهور اناء احدكم اذا ولغ فيه الكلب ان يغسله سبع مرات اولاهن بالتراب. اخرجه المسلم عن ابن عباس.

Sebagian ulama berpendapat bahwa anjing itu suci, dengan hadits riwayat Abu Dawud dari  Ibnu Umar bahwa di zaman Rasulullah SAW anjing-anjing banyak keluar masuk masjid dan tidak pernah dibasuh, lebih dari itu Allah telah berfirman :

يَسْأَلُونَكَ مَاذَا أُحِلَّ لَهُمْ قُلْ أُحِلَّ لَكُمُ الطَّيِّبَاتُ وَمَا عَلَّمْتُمْ مِنَ الْجَوَارِحِ مُكَلِّبِينَ تُعَلِّمُونَهُنَّ مِمَّا عَلَّمَكُمُ اللَّهُ فَكُلُوا مِمَّا أَمْسَكْنَ عَلَيْكُمْ وَاذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ عَلَيْهِ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ (المائدة: ٤)

Dalam ayat tersebut kita diperbolehkan memakan binatang yang ditangkap anjing dan tidak disuruh mencucinya lebih dahulu, sedangkan binatang tersebut (anjing) tentu bergelimang dengan  air liur ketika menangkapnya.

Pendapat tersebut mendapat tanggapan dari Jumhur Ulama, bahwa keluar masuknya anjing ke masjid tidak menunjukkan sucinya. Begitu juga ayat tersebut tidak menjadi dalil atas sucinya, sebab memperbolehkan memakan binatang  tangkapan/ buruan  anjing  itu tidaklah berarti tidak wajib mencucinya. Namun hanya tidak diterangkan dalam ayat, karena dalil wajib mencuci najis itu sudah cukup dijelaskan pada surat  Al Maidah ayat 3 dan Sabda Rasululloh riwayat Imam Muslim dari Ibnu ‘Abbas.

2.  Najis Muchofafah (ringan )

Yaitu najisnya air kencing anak laki-laki yang belum  makan makanan lain selain ASI. Cara mensucikannya, yaitu dengan memercikkan air pada benda yang terkena najis. Sabda  Rasulullah  SAW:

ان ام قيس جأت بابن لها صغير لم يأكل الطعام فاجلسه رسول الله صلى الله عليه وسلم في حجره قبال عليه فدعا بماء فتضحه ولم يغسله. رواه شيخان عن ابن عمر. وقال في حديث الأخر يغسل من بول الجارية ويرش من بول الغلام. رواه الترميذي.

3.  Najis Mutawasithoh (sedang / pertengahan )

Najis Mutawasithoh terbagi atas 2 macam.

a.   Najis  Ainiyyah, adalah najis yang masih ada/ nampak zatnya.

Cara menyucikannya dengan menghilangkan zat, rasa, warna dan  bau  najisnya. Tetapi jika bau dan warnanya sulit dihilangkan sama sekali, maka sifat yang tertinggal di mafu secara syari.

b.   Najis Hukmiyyah, adalah najis yang sudah tidak ada zatnya, tetapi  diyakini bahwa najis itu masih ada misalnya air kencing yang sudah kering dan tidak berbau. Hal ini, cara menyucikannya adalah dengan cara menyiramkan air ditempat yang terkena najis.

Catatan: bagi orang yang berwaswas, maka suatu jalan untuk menghilangkan kewas-wasannya ialah supaya ia mengetahui benar-benar bahwa segala benda itu dijadikan dalam keadaan suci dengan keyakinan mantap. Oleh  sebab itu sesuatu yang tidak jelas bahwa disitu ada kenajisannya dan tidak diketahuinya dengan keyakinan yang sesungguh-sungguhnya, maka boleh jadi digunakan untuk beribadah/ sholat. Sabda Rasulullah  SAW:

خلق الله الماء طهورا لاينجسه شيئ إلا ما غير طعمه او لونه او ريحه. رواه ابو أمامة.

B.   Dilihat dari segi/ jenis benda yang terkena najis.

1.   Badan dan pakaian yang terkena najis

Cara mensucikannya, jika najisnya nampak (dapat dilihat) seperti darah, maka harus dicuci sampai hilang. Jika sulit menghilangkannya, maka bekas najis yang masih nampak di mafu secara syari. Dan jika benda najisnya tidak dapat dilihat seperti air kencing maka cara mencucikannya cukup dengan menyiramkan air sekali cuci.

2.   Benda-benda lain seperti pisau/ kaca, kertas dan sebagainya. Maka cara menyucikannya cukup dengan menyekanya sampai najisnya tidak berbekas lagi.

3.    Makanan/ bahan makanan yang terkena najis jika benda itu padat, maka cara menyucikannya adalah membuang najis dan bagian sekitarnya, tetapi jika benda itu cair maka seluruh benda tersebut menjadi najis, sehingga tidak boleh dimakan/ dimasak.

Rasullah pernah ditanya tentang tikus yang terjatuh dalam minyak, kemudian  Rasulullah  SAW bersabda.

القوها وماحولها فاطرحه وكلوا سمنكم. رواه البخاري عن ميمنة.

Berkenaan dengan hadits tersebut, jika minyak itu padat/ beku, akan tetapi jika minyaknya cair, maka seluruhnya menjadi najis, sehingga tidak bisa dipergunakan lagi untuk memasak, hal tersebut menurut pendapat sebagian besar Ulama. Sebagian lainnya berpendapat bahwa makanan yang cair hukumnya sama dengan air.

Jika najis yang mencemarinya itu tidak mengubah rasa, warna dan bau, maka benda tersebut tetap suci, tetapi jika najisnya mencemari, sehingga mengubah rasa, warna dan bau, maka benda itu menjadi najis seluruhnya.

4.   Kulit Bangkai Binatang

Selain bangkai anjing dan babi dapat disucikan dengan proses penyamakan. Sabda  Rasulullah  SAW:

اذا دبغ الاهاب فقد طهر. متفق عليه عن ابن عباس رضي الله عنه.

5.   Tanah

Tanah yang tercampur najis tidak boleh dipergunakan untuk tempat sholat sebelum disucikan dengan menyiramkan air ke tempat yang terkena najis.

6.   Sepatu dan Sandal

Sepatu/ sandal dan alas kaki lainnya yang terkena najis dapat disucikan dengan menggosokkannya ke  tanah. Sabda  Rosulullah SAW:

اذا وطئ احدكم بنعله الاذى فان التراب له طهور. رواه الترمذي.


PondokLentera

Arti Syukur, Makna Syukur dan Cakupannya Syukur - pondoklentera

Perintah Menuntut Ilmu dan Keutamaan Ilmu dalam Islam _ PondokLentera

Khutbah Jum'at Singkat Bahasa Jawa Tentang Puasa Ramadhan _ pondokLentera

Profil Pondok Pesantren Roudlotul Huda Desa Lubanglor Kec. Butuh Kab. Purworejo Jateng_PondokLentera

Khutbah Jum'at Bahasa Jawa Njagi Kerukunan Masyarakat

Peran Penyuluh Agama Islam dalam Pemberdayaan Ekonomi - pondokLentera