Do'a Pelaksanaan Kegiatan Manasik Haji Usia Dini/ Taman Kanak - Kanak (TK) _ pondoklentera.com

Kajian Keagamaan Media Bimbingan dan Penyuluhan; Khutbah Jum'at, Khutbah Jum'at Bahasa Jawa, Makalah Keagamaan, Opini dan Kegiatan Kepenyuluhan Syukur Widodo Penyuluh Agama Islam Kankemenag Kabupaten Purworejo "مَالَا يُدْرَكُ كُلُّهُ لَا يُتْرَكُ كُلُّهُ“ Sesuatu yang tidak dapat dicapai secara keseluruhan, maka jangan ditinggalkan samasekali/semuanya”
Salah satu amaliyah atau halliyah tradisi ataupun kebiasaan umat muslim, khususnya di Indonesia dan tanah melayu adalah adanya kegiatan secara bersama- sama tadarus Surat Yasin dan Mujahadah atau Wirid Kalimat- kalimat thoyyibah dalam Rangkaian Tahlil. Begitu juga ketika seseorang pada suatu saat berdzikir sendiri entah siang atau malam terlebih dahulu diawali dengan hadiah fatihah kepada Rasulullah SAW. dan keluarganya, dzurriyahnya, para an biya, para shohabat, para ulama, para auliya, syuhada, bahkah seluruh umat Islam dibelahan bumi manapun, dikolong langit manapun, baik yang sudah meninggal maupun yang masih hidup diberi hadiah fatihah. Sebelum hadiah fatihah inilah muncul kalimat ila ruhi….
Adapun dalalah atau landasan hukum amalan atau
perilaku tersebut, hal ini disandarkan pada sebuah amalan atau halliyah para
ulama, sebagaimana di sampikan oleh Al-‘Allamah Sayyid
‘Abdur Rahman bin Muhammad bin Husain bin ‘Umar Ba ‘Alawi
al-Hadhrami (1250- 1320) seorang ulama Hadhramaut Yaman
mengungkapkan tentang keutamaan hal itu dalam kitabnya Bughyah
al-Mustarsyidin:
)مَسْأَلَةُ: ب): اْلأَوْلَى بِمَنْ يَقْرَأُ
الْفَاتِحَةَ لِشَخْصٍ أَنْ يَقُوْلَ إِلَى رُوْحِ فُلاَنِ بْنِ فُلاَنٍ كَمَا
عَلَيْهِ الْعَمَلُ وَلَعَلَّ اخْتِيَارَهُمْ ذَلِكَ لِمَا أَنَّ فِي ذِكْرِ
الْعَلَمِ مِنَ اْلاِشْتِرَاكِ بَيْنَ اْلاِسْمِ وَالْمُسَمَّى وَالْمَقْصُوْدُ
هُنَا الْمُسَمَّى فَقَطْ لِبَقَاءِ اْلأَرْوَاحِ وَفَنَاءِ اْلأَجْسَامِ… (بغية المسترشدين: السيد عبد الرحمن بن عمر المشهور باعلوي مفتى
الديار الحضرمية)
(Fatwa Syaikh) “Yang paling utama bagi seseorang yang membaca al-Fatihah
untuk orang lain adalah mengucapkan untuk Ruh Fulan bin Fulan, sebagaimana yang telah diamalkan. Para ulama
menggunakan hal tersebut karena dalam menyebutkan nama akan ada kesamaan antara
nama dan orangnya, dan yang dimaksud disini adalah orangnya, sebab yang kekal
adalah arwahnya, sementara jasadnya akan hancur” (Bughyah al-Mustarsyidin:
Darul Fikr: 159 Bab at ta’ziyah wa ziyarotul qubur).
Dari uraian di atas sudah jelas bahwa pengucapan kalimat ila ruhi… pada
saat sebelum hadiah fatihah berdasarkan halliyah atau amalan para ulama adalah boleh
dengan kategori keutamaan, bukan sunah atau wajib, lebih sempurnanya pahala dan
keutamaan. Wallahu a’lam bishowab.