Musyawaroh dan Komitmen Menunaikan Serta Menjaga Keputusan Oleh Syukur Widodo
Musyawaroh dan Komitmen Menunaikan Serta Menjaga Keputusan Oleh Syukur Widodo
![]() |
| dok. pondoklentera.com |
Musyawaroh dan Komitmen Menunaikan Serta Menjaga Keputusan
Oleh: Syukur Widodo
Ketika dalam musyawarah telah diputuskan sebuah perkara, maka keputusan itu harus di tunaikan apapun resiko dan madhorotnya. Kecuali, telah dilakukan kembali musyawaroh yang mengevaluasi dan menganulir keputusan yang telah disepakati bersama.
Hal inipun relevan dengan sebuah Keputusan Muktamar PBNU dan menerima konsesi tambang. Maka, karena telah diputuskan, harus belajar komitmen dan konsekuen atas keputusan tersebut, sehingga ada keputusan secara bersama- sama pada Muktamar berikut atau Muktamar Luar Biasa (MLB) guna menganulir keputusan yang telah dibuat dan disepakati. Sehingga, kemadhoratan- kemadhorotan yang disebabkan atas ketidak patuhan atas keputusan sendiri dapat diminimalisir; misalnya dampak negative adanya polarisasi/ perpecahan/ kubu- kubuan, efektifitas peran roda organisasi yang terhambat, menghabiskan mencurahkan tenaga, pikiran dan dana yang tidak berguna (baca: tidak produkti), maupun dampak- dampak negative lainnya. Yang jelas PBNU dan NU tersebut akan menjadi bulan- bulanan bahan olok- olokan eealah jebul PBNU dan NU bak kekanak- kanakan yang rebutan mainan.
Mari kita bersama itba’ dan mengambil ibroh/ Pelajaran kepada panutan kita Rosulullah SAW., pada peristiwa perang khondaq/ ahzab.
وكان سبب الوقعة اليهود. فقد خرج نفر من بني النضير وبني قريظة، فقدموا على قريش بمكة، فدعوهم إلى حرب رسول الله ﷺ.
Artinya, “Sebab terjadinya perang Khandaq adalah ulah orang Yahudi. Keluar sebagian golongan dari Bani Nudair dan Bani Quraizhah, kemudian menghadap orang-orang Quraisy di Makkah, lantas mereka mengajaknya untuk memerangi Rasulullah ﷺ. (Syekh Wahbah Zuhaili, Tafsir Munir liz Zuhaili, juz 21, h. 263).
Rencana jahat itu terdengar oleh kaum Muslimin, dan disampaikan kepada Rasulullah ﷺ. Kemudian Nabi mengajak para sahabat untuk bermusyawarah. Dalam musyawarah itu, Salman al-Farisi menawarkan sebuah gagasan yang cemerlang. Seorang sahabat dari Persia itu mengusulkan agar kaum Muslimin menggali parit di wilayah utara kota Madinah, yaitu daerah yang bisa menghubungkan antara kedua ujung daerah Harran Waqim dan Harrah al-Wabrah. Daerah ini juga merupakan satu-satunya jalan terbuka di hadapan pasukan musuh. Sedangkan sisi lainnya sudah menjadi benteng, karena terdapat gunung-gunung tinggi, yang dipenuhi pohon kecil, dan dikelilingi pohon-pohon kurma, sehingga bisa menyulitkan unta dan pejalan kaki untuk melewatinya (Tafsir Munir liz Zuhaili, juz 21, h. 263). Strategi yang diusulkan sahabat Salman al-Farisi diterima Rasulullah ﷺ beserta para sahabat yang lain, mengingat jumlah pasukan tentara musuh yang begitu besar. Kemudian, dimulailah proses penggalian.
Ketika Rosulullah SAW., Kembali ke rumah untuk menyiapkan memakai baju perang para shohabat berdatangan untuk meminta maaf karena stategi perang itu atas usulan mereka bukan gagasan dari Rosulullah SAW., kemudian Rosullah SAW bersabda:
فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ: مَا يَنْبَغِي لِنَبِيِّ اِنْ لَبِسَ لِأُمَّتِهِ (اَىْ دِرْعِهِ) اَنْ يَضَعَهَا حَتَّى يُقَاتِلَ (رواه اِبْنُ اِسْحَاقِ واْلاِمَامُ أَحْمَدْ)
Artinya: Rasulullah bersabda, tidak seharusnya bagi seorang nabi apabila telah mengenakan baju perang untuk umatnya untuk melepas pakaian perang itu sampai benar- benar telah terjadi perang. (Fiqhush Shiroh Syekh Said Romadhon al Buthi; HR Ibnu Ishaq dan Imam Ahmad).
1. Pelajaran/ Ibroh apa yang dapat kita petik dari Rosulullah SAW., dalam perang khondaq/ ahzab:
2. Pemetaan pemantauan rencana musuh/ antisipasi terhadap infiltrasi gerakan musuh
3. Musyawaroh dalam mengambil keputusan atas rencana agenda musuh
4. Komitmen dan teguh dalam menunaikan hasil keputusan musyawaroh apapun resikonya
5. Tawakal pasrah dan memohon pertolongan pada Allah SWT., karena memang pada akhirnya kaum musyrikan melakukan pengepungan. Sehingga Allah mengutus cuaca yang buruk.
Apakah cuaca ektrim berdasarkan pemetaan BMKG dan rentannya tanggul laut Jakarta Utara yang hendak Allah kirimkan. Wallahu A’lam bi Showab.
