Langsung ke konten utama

Tuntunan Tata Cara Ziarah Kubur

 Tuntunan Tata Cara Ziarah Kubur

 

dok. pondoklentera.com

رسالة الزيارة

BUKU PANDUAN ZIARAH MAKAM AULIYA

 Oleh:

Syukur Widodo

Penyuluh Agama Islam

Kankemenag Kabupaten Purworejo

 

  Ziarah Kubur adalah haliyah amaliyah yang penting sebagai pembelajaran atau ibroh bahwa kita suatu saat juga akan mengalami sebagaimana orang yang kita zirahi atau dalam bahasa lain bahwa kita, akan ingat kematian itu sendiri. Sehingga daalm kehidupan di dunia kita tidak lalai dan hubbud dunya (cinta dunia berlebihan). Adapun tujuan berziarah yakni mendoakan mereka yang telah meninggal dunia. Ziarah kubur dengan berdoa atau sekadar membersihkan makam merupakan salah satu anjuran dalam agama Islam karena memiliki banyak keutamaan seperti mengingatkan peziarah tentang kematian sehingga kualitas ketakwaan kepada Allah swt semakin membaik.

Meski Nabi Muhammad saw pernah melarang ziarah kubur, tapi kemudian larangan ini direvisi (di mansukh). Salah satu dasar anjuran ziarah kubur ini adalah sabda Rasulullah berikut: 

كُنْتُ نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُورِ أَلَا فَزُورُوهَا، فَإِنَّهُ يُرِقُّ الْقَلْبَ، وَتُدْمِعُ الْعَيْنَ، وَتُذَكِّرُ الْآخِرَةَ، وَلَا تَقُولُوا هُجْرً.

Artinya: Dahulu saya melarang kalian berziarah kubur, tapi (sekarang) berziarahlah kalian, sesungguhnya ziarah kubur dapat melunakkan hati, menitikkan (air) mata, mengingatkan pada akhirat, dan janganlah kalian berkata buruk (pada saat ziarah). (HR Hakim).  

Terkait doa ziarah kubur, Imam Nawawi dalam kitabnya Al-Adzkar menganjurkan para peziarah untuk mengawali dengan mengucapkan salam kepada ahli kubur sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah SAW kemudian memperbanyak bacaan Al-Qur’an, dzikir, serta mendoakan ahli kubur di daerah yang diziarahi dan semua umat Islam.  

 

 

Do’a Keluar Rumah Untuk Perjalanan

اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ, اَلّلهُمَّ صَلِّى عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلى آلِهِ وَ صَحْبِهِ وَسَلّمْ. بِسْمِ اللَّهِ، تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ، لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ. اَللهُمَّ اِنَّا نَسْئَلُكَ فِيْ سَفَرِنَا هذَا الْبِرَّ وَالتَّقْوى وَ مِنَ الْعَمَلِ مَا تَرْضى. اَللّٰهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا سَفَرَنَا هَذَا وَاطْوِعَنَّابُعْدَهُ اَللّٰهُمَّ اَنْتَ الصَّاحِبُ فِى السَّفَرِ وَالْخَلِيْفَةُ فِى الْاَهْلِ. سُبْحَانَ الَّذِى سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُونَ.

Rasulullah mencontohkan saat ziarah kubur untuk mengucapkan salam sebagai berikut: Do’a masuk pintu makam:

السَّلامُ عَلَيْكُمْ دَارَ قَوْمٍ مُؤْمِنينَ وَأتاكُمْ ما تُوعَدُونَ غَداً مُؤَجَّلُونَ وَإنَّا إنْ شاءَ اللَّهُ بِكُمْ لاحقُونَ

Artinya: Assalamu’alaikum, hai tempat bersemayam kaum mukmin. Telah datang kepada kalian janji Tuhan yang sempat ditangguhkan besok, dan kami insyaallah akan menyusul kalian.

 

Saat di makam wali atau orang salih, para ulama biasanya diawali dengan berdo’a:

اَللّٰهُمَّ اِلَيْكَ قَصَدْتُ وَ بِبَابِكَ وَقَفْتُ وَ بِجَانِبِكَ اِلْتَجَئْتُ وَ اِيَّاكَ سَئَلْتُ وَ بِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ وَ اٰلِهِ وَصَحْبِهِ تَوَسَّلْتُ وَ بِأَنْبِيَائِكَ وَ رُسُلِكَ وَ أَوْلِيَائِكَ تَشَفَّعْتُ فَاقْضِ اللّٰهُمَّ حَاجَتِيْ وَ نَفِّسْ كُرْبَتِيْ وَ مَا نَزَلَ بِيْ مِنْ حَيْرَتِيْ

Alloohumma Ilaika Qoshodtu, Wa Bibaabika Waqoftu, Wa Bijaanibika Iltaja’tu, Wa Iyyaaka Sa’altu, Wa Bimuhammadin (S.A.W.) Wa Aalihi Washohbihi Tawassaltu, Wa Biambiyaa’ika Wa Rusuulika Wa Auliyaa’ika Tasyaffa’tu. Faqdhillaahumma Haajatii Wa Naffis Kurbatii Wa Maa Nazala Bii Min Hairotii 


“Ya Allah, hanya kepada-Mu aku bermaksud, dan hanya di pintu-Mu aku berdiri (mengharap), kepada diri-Mu sajalah aku bernaung, dan hanya kepada-Mu saja aku bermohon dan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarganya dan para sahabatnya aku bertawassul, kepada para nabi-Mu, rasul-rasul-Mu, dan para kekasih-Mu aku memohon syafa’at (pertolongan). Maka penuhilah segala kebutuhanku ya Allah, lepaskanlah segala kesulitanku, dan apa-apa yang menjadi kebingunganku.’   

Dilanjutkan memberi salam kepada Auliya yang di ziarohi:

اَلسَّلَامُ عَلَيْكَ يَاوَلِيُّ اللهِ ....... صَاحِبَ الْكَرَامَةِ جِئْنَاكَ زَائِرِيْنَ وَ عَلى مَقَامِكَ  وَاقِفِيْنَ, اَوْ دَعَنَا عِنْدَكَ شَهَادَةَ اَنْ لَا اِلهَ اِلَّا اللهُ وَاَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.

 

 

 

Dilanjutkan membaca Shalawat ‘Salamullâh Yâ Sâdah’:

 

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

سَـــلاَمُ اللهِ يـَا سَـــادَةْ ۩ مِنَ الرَّحْمٰنِ يَغْـْشَاكُمْ

عِبَـــــادَ اللهِ جِـئْنَــاكُمْ ۩ قَـصَدْنَاكُمْ طَلَبْنَـاكُمْ

تُـعِــيـْنُوْنَــــا تُـغِــــيْثُوْنَــــا۩ بـهِمَّتِكُمْ وَجَــدْوَاكُـمْ

فَأَحْبُـوْنَـــــا وَأَعْـطُوْنَــــا ۩ عَـطَاَياكُمْ هَـــدَايَـاكُمْ

فَــــلاَ خَيَّـبْتُـمُوْا ظَـــنِّيْ ۩ فَحَــاشَاكُمْ وَحَاشَاكُمْ

سَــعِدْنَـــا إِذْ أَتَيْنــَاكُمْ ۩ وَفُزْنَــا حِيْنَ زُرْنَــــاكُمْ

فَـقـُوْمُوْا وَاشْفَعُوْا فِيْنَا ۩ إِلَى الرَّحْمٰنِ مَـوْلاَكُمْ

عَسَى نُحْظَى عَسَى نُعْطَى ۩ مَـزَايـَا مِنْ مَزَايـَاكُمْ

عَسَى نَظْرَةْ عَسَى رَحْمَـــةْ ۩ تَـغْشَـانَا وَتَـغْشَاكُمْ

سَــــلاَمُ اللهِ حَـيــَّــاكُـــم ۩ وَعـَيْنُ اللهِ تَـرْعَــاكُمْ

وَصَـــــلَّى اللهُ مـَوْلاَنَـــا ۩ وَسَـــــلَّمَ مَا أَتَـيْنَـــاكُـــــمْ

عَلَى الْمُخْـتَارِ شَـــافِعِنَــا ۩ وَمُـنْقـِذِنَـا وَإِيَّـــــاكُمْ

 

 Bismillâhirrahmânirrahîm

Salâmullâhi yâ sâdah minar-Rahmâni yaghsyâkum

Ibâdallâhi ji’nâkum qashadnâkum thalabnâkum

Tu'înûnâ tughîtsûnâ bihimmatikum wa jadwâkum

Fa ahbûnâ wa a'thûnâ 'athâyâkum hadâyâkum

Falâ khayyabtumû dzannî fahâsyâkum wahâsyâkum

Sa'idnâ idz ataynâkum wa fuznâ hîna zurnâkum

Faqûmû wasyfa'û fînâ ilâr-rahmâni mawlâkum

'Asâ nuhdzâ 'asâ nu'thâ mazâyâ min mazâyâkum

'Asâ nadzrah 'asâ rahmah taghsyânâ wa taghsyâkum

Salâmullâhi hayyâkum wa 'ainullâhi tar'âkum

Wa shallâllâhu mawlânâ wasallam mâ atainâkum

'Alâl mukhtâri syâfi'înâ wa munqidzinâ wa iyyâkum

 

Artinya: Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Wahai Tuanku, semoga salam Allah tetap tercurah padamu. Wahai hamba-hamba Allah, kami datang kepadamu. Kami bermaksud (bersentuhan dengan rohanimu) dan kami berharap (berkahmu). Untuk menolong kami, menyejukkan kami dengan siraman yang berasal darimu, sesuai dengan tekad dan pencapaianmu (selama ini). Maka cintailah dan berikanlah kepada kami hal-hal yang Allah berikan dan hadiahkan padamu. Jangan biarkan pengharapan ini sia-sia, jauhlah engkau semua (dari sifat tega menyia-nyiakan kami).


Kami sangat beruntung datang di haribaanmu dan kami amat berbahagia dengan menziarahimu, maka bangkitlah dan syafaatilah kami bermohon pada Allah yang bersifat ar-Rahman, Tuanmu. Mudah-mudahan kami diberi (Allah) keberuntungan dan diberi limpahan karunia yang selama ini dianugerahkan kepadamu.


Mudah-mudahan kita dipandang dan dilimpahi rahmat yang akan menyelimuti kami dan engkau. Semoga engkau semakin dihidupkan dengan keselamatan (dari) Allah dan semoga pandangan Allah senantiasa menuntun engkau. Mudah-mudahan rahmat Allah dan keselamatan semakin terlimpah kepada tuan kita, manusia pilihan yang mensyafaati dan menyelamatkan kita.

Semoga Bermanfaat. Amiiin. Wallahu A’lam bi Showab



 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


PondokLentera

Hukum Memasak dan Mencuci bagi Istri - PondokLentera

Arti Syukur, Makna Syukur dan Cakupannya Syukur - pondoklentera

Kenaikan BBM Perjudian Jokowi oleh Syukur Widodo _ PondokLentera

Perintah Menuntut Ilmu dan Keutamaan Ilmu dalam Islam _ PondokLentera

Khutbah Jum'at Singkat Bahasa Jawa Tentang Puasa Ramadhan _ pondokLentera

Khutbah Jum'at Bahasa Jawa Njagi Kerukunan Masyarakat

Profil Pondok Pesantren Roudlotul Huda Desa Lubanglor Kec. Butuh Kab. Purworejo Jateng_PondokLentera