Bakti Sosial Membersihkan Sampah di Pantai Jetis SMP IT Ushuluddin KEC. Butuh KAB. Purworejo Implementasi P5 & P3SA
SMP IT USHULUDDIN KEC. BUTUH KAB. PURWOREJO dalam Kegiatan P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila & P3SA (Projek Penguatan Profil Santri Aswaja)
Bakti
Sosial Membersihkan Sampah di Pantai Jetis SMP IT Ushuluddin Kec. Butuh Kab.
Purworejo Implementasi Kegiatan P5 dan P3SA
Oleh:
Syukur Widodo, S.Pd.I
Pada hari Kamis 14 Agustus 2025 di halaman Pondok Pesantren Al Murofik sekaligus halaman SMP IT Ushuluddin Kecamatan Butuh Kabupaten Purworejo, SMP IT Ushuluddin menyelenggarakan gebyar perlombaan dalam rangka menyongsong HUT RI ke 80 tahun 2025. Kemudian dilanjutkan pada hari Sabtu 16 Agustus 2025 SMP IT Ushuluddin melaksanakan kegiatan bakti social membersihkan sampah dan mengadakan kegiatan gebyar perlombaan dalam rangka HUT RI ke 80 di Pantai Jetis Kabupaten Purworejo.
Kegiatan
membersihkan sampah pantai Jetis dan perlombaan gebyar HUT RI ke 80 tahun 2025,
merupakan wujud; pertama, gaya hidup berkelanjutan dengan topik bersih
lingkunganku. Kedua, cnasionalisme dengan topik cinta tanah air. Hal tersebut
sebagai realisasi dan implementasi dalam struktur kurikulum SMP IT Ushuluddin Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) serta Projek
Penguatan Profil Santri Ahlus Sunnah wal Jamaah (P3SA). Adapun uraian cakupan
dan target yang akan dicapai adalah sebagai berikut:
1. Projek 1
Tema Projek :
Nasionalisme
Topik :
Aneka Perlombaan Gebyar HUT RI
Dimensi :
Beriman dan Bertaqwa kepada Tuhan YME, Cinta Tanah Air
Elemen :
Refleksi nilai- nilai kepahlawanan dan perjuangan, Kepedulian, Syukur Nikmat
Kemerdekaan
Sub Elemen :
Berpartisipasi, Refleksi, Komunikasi, Kerjasama, Mengambil Keputusan
Alokasi Waktu : 160 JP
Pola
Pelaksanaan : Rutin
2. Projek 2
Tema Projek : Hidup Berkelanjutan
Topik : Bersih Lingkunganku
Dimensi : Beriman dan Bertaqwa kepada Tuhan YME, Gotong
Royong, Kemandirian
Elemen : Akhlak kepada alam, Kolaborasi, Kepedulian, Pemahaman diri dan situasi sekeliling
Sub Elemen : Mengenal dan mencintai Tuhan Yang Maha Esa, Memahami keterhubungan ekosistem bumi, Menjaga linkungan alam sekitar, Kerjasama, Saling ketergantungan positif,, Koordinasi sosial, Tanggap terhadap lingkungan sosial, Mengembangkan refleksi diri, Regulasi emosi
Alokasi Waktu : 160 JP
Pola
Pelaksanaan : Rutin
A. Al Qur’an
Surat
Al-Baqarah Ayat 222
وَيَسْـَٔلُونَكَ
عَنِ ٱلْمَحِيضِ ۖ قُلْ هُوَ أَذًى فَٱعْتَزِلُوا۟ ٱلنِّسَآءَ فِى ٱلْمَحِيضِ ۖ
وَلَا تَقْرَبُوهُنَّ حَتَّىٰ يَطْهُرْنَ ۖ فَإِذَا تَطَهَّرْنَ فَأْتُوهُنَّ مِنْ
حَيْثُ أَمَرَكُمُ ٱللَّهُ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلتَّوَّٰبِينَ وَيُحِبُّ ٱلْمُتَطَهِّرِينَ
Arab-Latin: Wa yas`alụnaka 'anil-maḥīḍ, qul huwa ażan fa'tazilun-nisā`a fil-maḥīḍi wa lā taqrabụhunna ḥattā yaṭ-hurn, fa iżā taṭahharna fa`tụhunna min ḥaiṡu amarakumullāh, innallāha yuḥibbut-tawwābīna wa yuḥibbul-mutaṭahhirīn
Artinya: Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: "Haidh
itu adalah suatu kotoran". Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri
dari wanita di waktu haidh; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka
suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang
diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.
B. Al Hadits
Sebagai
muhaddits atau pakar hadits, murid al-Hafizh Ibnu Hajar al-Asqalani ini
menjelaskan, bahwa memang ungkapan populer atau jargon ‘hubbul wathan minal
iman’ bukan hadits. ‘Lam aqif ‘alaihi’, aku tidak menemukannya sebagai hadits’,
kata as-Sakhawi. Namun demikian bukan berarti salah dan tidak dapat dijadikan
pedoman.
Menurut
peneliti hadits-hadits populer ini, meski jargon ‘hubbul wathan minal iman’
bukan hadits, namun maknanya sahih, maknanya benar. Kenapa demikian. Sebab
jauh-jauh hari sebelum masa hidupnya jargon ini sudah dikenal dan diakui
kebenarannya di lingkungan ulama Islam.
Imam as-Sakhawi menjelaskan: 'Hubbul Wathan' Bukan Hadits, tapi..
لَمْ أَقِفْ عَلَيْهِ وَمَعْنَاهُ صَحِيْحٌ فِي
ثَالِثِ الْمُجَالَسَةِ لِلدَّيْنَوَرِيِّ مِنْ طَرِيْقِ الْأَصْمَعِيِّ سَمِعْتُ
اَعْرَابِيًّا يَقُوْلُ إِذَا أَرَدْتَ أَنْ تَعْرِفَ الرَّجُلَ فَانْظُرْ كَيْفَ
تَحَنُّنُهُ إِلَى أَوْطَانِهِ وَتَشَوُّقُهُ إِلَى إِخْوَانِهِ وَبُكَاؤُهُ عَلَى
مَا مَضَى مِنْ زَمَانِهِ
Artinya “Aku tidak menjumpai riwayat ‘hubbul wathan minal iman’ sebagai
hadits, sama sekali sebagai hadits, tapi secara substansial maknanya benar.
Dalam bagian ketiga dari Kitab al-Mujalasah wa Jawahirul ‘Ilmi karya Abu Bakar
Muhammad bin Marwan ad-Dinawari (w 333 H), dari jalur al-Asma’i terdapat
riwayat: ‘Aku mendengar seorang badui berkata: ‘Apabila kamu ingin mengenali
seseorang, maka perhatikan bagaimana kerinduannya pada tanah airnya,
kekangenannya kepada kawan-kawannya dan tangisannya atas apa yang telah berlalu
dari zamannya.” (Abdurrahman as-Sakhawi, al-Maqasid al-Hasanah minal Ahadits
al-Masyhurah ‘alal Alsinah, [Dar al-Kitab al-‘Arabi], halaman 297). NU Online
“Kebersihan adalah sebagian dari iman”. Slogan tersebut terkadang
diwakili oleh aforisma النظافة من الإيمان, atau artinya “Kebersihan adalah bagian dari iman”. Ada
kesalahpahaman di tengah masyarakat yang beranggapan bahwa slogan tersebut
adalah hadits, padahal nyatanya ia terinspirasi dari hadits riwayat Imam Muslim
yang lafaznya:
عَنْ
أَبِي مَالِكٍ الْأَشْعَرِيِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الطُّهُورُ شَطْرُ الْإِيمَانِ
Artinya: “Dari
Abu Malik al-Harits al-Asy’ari, beliau berkata, Rasulullah SAW bersabda,
‘Kesucian adalah setengah dari iman’”. (HR Muslim).
Menurut Ibn
Daqiq al- ‘Id dalam Syarh al-Arba’in an-Nawawiyah hal. 84 menjelaskan,
at-thuhur atau kesucian pada hadits tersebut maksudnya adalah suci secara lahir
maupun batin. Dengan tulisan tersebut, orang yang membaca tulisan yang
terinspirasi dari hadits diharapkan bangkit kesadarannya dalam menjaga
kebersihan, baik itu kebersihan diri maupun kebersihan lingkungan. NU Online